عن أبي هريرة ر.ع. قال: قال رسول الله صلعم
"لأَنْ يَجْلِسَ أحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ
إلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ"
Dari Abi Hurairah ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda: sekiranya salah
seorang dari kalian duduk di atas bara api kemudian pakaiannya terbakar sampai
mengenai kulitnya, adalah lebih baik baginya daripada duduk di atas kuburan.
No hadits : 499 HR Muslim
عن أبي مَرْثَدٍ الغَنَوِيِّّ ر.ع. قال: قال
رسول الله صلعم "لاَتَجْلِسُوْا عَلَى الْقُبُوْرِ وَلاَ تُصَلُّوْا
إِلَيْهَا.
Terjemahan Indonesia
:
Dari Abi Martsad al Ghanawy ra berkata : Rasulullah SAW
bersabda: janganlah kalian duduk di atas kuburan dan jangan pula kalian shalat
kepadanya.
Hadits di atas disedbut dan dinukil dari Mukhtashar Shahih
Muslim yang ditulis oleh AlHafidz Zakiyuddin Abdul Adhim ibnu Abdul Qawy al
Mundziry (Imam Al Mundziry), cetakan Dar al hadits, Al Qahirah (2003). Kedua
hadits di atas (No. 498 dan 499) dikelompokkan dalam bab ke-47, “Al julus ala
al qubur wa al shalat alaiha” halaman : 156.
Penjelasan:
Kedua hadits di atas memberi pengertian kepada kita bahwa
kita (umat Islam) dilarang : (1) duduk di atas kuburan, dan (2) sholat kepadanya.
Larangan tersebut memberi isyarat bahwa duduk di atas
kuburan adalah sebuah bentuk penghinaan kepada ahli qubur, merendahkan, dan
tidak tahu bersikap yang baik kepada ahli qubur. Ahli qubur, selepas
ditinggalkan oleh para pengiring ketika dimakamkan, akan dibangunkan untuk
menerima nikmat kubur atau siksa kubur sambil menunggu datangnya hari kiamat. Mereka
mampu mendengar ucapan salam peziarah meskipun mereka tidak mampu menjawab
salam seperti manusia yang hidup di dunia.
Sedangkan sholat kepadanya atau ke arahnya merupakan bentuk
ibadah penyembahan atau disamarkan menyembah kepadanya (kuburan) yang tidak
sanggup memberi manfaat atau mudharat kepada kita. Ini adalah bentuk
kemusyrikan. Kita hanya diperintah untuk menyembah Allah dengan ikhlash. Lihat
firman Allah dalam QS Al Bayyinah [98]: 5:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ
مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ
وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus.
Dengan kata lain penghuni quburan harus dihormati sebagai
mereka masih hidup, diberi salam sebagaimana mereka masih hidup, didoakan
terutama oleh keluarganya agar diampuni dosanya, namun tidak boleh
didewakan, disakralkan, diquduskan (disucikan), diberi sesajen (makanan),
dimintai doa padahal mereka tidak sanggup memberi apa-apa.
Allah berfirman :
قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ قُلِ
اللّهُ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُم مِّن دُونِهِ أَوْلِيَاء لاَ يَمْلِكُونَ
لِأَنفُسِهِمْ نَفْعاً وَلاَ ضَرّاً قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأَعْمَى وَالْبَصِيرُ
أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ أَمْ جَعَلُواْ لِلّهِ شُرَكَاء
خَلَقُواْ كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ قُلِ اللّهُ خَالِقُ كُلِّ
شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?"
Jawabnya: "Allah." Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil
pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai
kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?".
Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah
gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu
bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan
itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah
Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa"
(QS Ar Ra’d [13]: 16)