Selasa, 01 Mei 2012

LARANGAN TERHADAP KUBURAN


Alfaqih Warsono





No hadits : 498 HR Muslim
عن أبي هريرة ر.ع. قال: قال رسول الله صلعم "لأَنْ يَجْلِسَ أحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ"

Terjemahan Indonesia :
Dari Abi Hurairah ra. berkata:  Rasulullah SAW bersabda: sekiranya salah seorang dari kalian duduk di atas bara api kemudian pakaiannya terbakar sampai mengenai kulitnya, adalah lebih baik baginya daripada duduk di atas kuburan.

No hadits : 499 HR Muslim
عن أبي مَرْثَدٍ الغَنَوِيِّّ ر.ع. قال: قال رسول الله صلعم "لاَتَجْلِسُوْا عَلَى الْقُبُوْرِ وَلاَ تُصَلُّوْا إِلَيْهَا.
Terjemahan Indonesia :
Dari Abi Martsad al Ghanawy ra berkata : Rasulullah SAW bersabda: janganlah kalian duduk di atas kuburan dan jangan pula kalian shalat kepadanya.


Hadits di atas disedbut dan dinukil dari Mukhtashar Shahih Muslim yang ditulis oleh AlHafidz Zakiyuddin Abdul Adhim ibnu Abdul Qawy al Mundziry (Imam Al Mundziry), cetakan Dar al hadits, Al Qahirah (2003). Kedua hadits di atas (No. 498 dan 499) dikelompokkan dalam bab ke-47, “Al julus ala al qubur wa al shalat alaiha” halaman : 156.

Penjelasan:

Kedua hadits di atas memberi pengertian kepada kita bahwa kita (umat Islam) dilarang : (1) duduk di atas kuburan, dan (2) sholat kepadanya.

Larangan tersebut memberi isyarat bahwa duduk di atas kuburan adalah sebuah bentuk penghinaan kepada ahli qubur, merendahkan, dan tidak tahu bersikap yang baik kepada ahli qubur. Ahli qubur, selepas ditinggalkan oleh para pengiring ketika dimakamkan, akan dibangunkan untuk menerima nikmat kubur atau siksa kubur sambil menunggu datangnya hari kiamat. Mereka mampu mendengar ucapan salam peziarah meskipun mereka tidak mampu menjawab salam seperti manusia yang hidup di dunia.

Sedangkan sholat kepadanya atau ke arahnya merupakan bentuk ibadah penyembahan atau disamarkan menyembah kepadanya (kuburan) yang tidak sanggup memberi manfaat atau mudharat kepada kita. Ini adalah bentuk kemusyrikan. Kita hanya diperintah untuk menyembah Allah dengan ikhlash. Lihat firman Allah dalam QS Al Bayyinah [98]: 5:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.

Dengan kata lain penghuni quburan harus dihormati sebagai mereka masih hidup, diberi salam sebagaimana mereka masih hidup, didoakan terutama oleh keluarganya agar diampuni dosanya, namun tidak boleh didewakan, disakralkan, diquduskan (disucikan), diberi sesajen (makanan), dimintai doa padahal mereka tidak sanggup memberi apa-apa.
Allah berfirman :
قُلْ مَن رَّبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ قُلِ اللّهُ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُم مِّن دُونِهِ أَوْلِيَاء لاَ يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ نَفْعاً وَلاَ ضَرّاً قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ أَمْ جَعَلُواْ لِلّهِ شُرَكَاء خَلَقُواْ كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ قُلِ اللّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah." Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa" (QS Ar Ra’d [13]: 16)